Biografi Iskandar Zulkarnain - Raja Shaleh Pembuat Dinding Tembok Besi Untuk Ya'juj & Ma'juj

 Raja Shaleh Pembuat Dinding Tembok Besi Untuk Ya Biografi Iskandar Zulkarnain - Raja Shaleh Pembuat Dinding Tembok Besi Untuk Ya'juj & Ma'juj
Al Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 96
Iskandar Zulkarnain adalah raja muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar yg memiliki kekuasaan antara timur dan barat.  Kisah Zulqarnain terdapat dalam Al Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 83-98.

Dalam Al Qur'an surat Al-Kahfi ayat 93-98 dijelaskan, Zulkarnain membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran di zamannya, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yg dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut  Georgia, negara pecahan Uni Soviet.

Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang kelihatan memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yg disebut celah Darial sepanjang 100 Meter kurang lebih. Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj.

Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski milik nama yang sama dan plot cerita yg sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yg tak mengerti sejarah yg bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.

Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun, merupakan rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yg kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kekuasaan.

Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i. Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yg kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yg kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yg tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.

Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki asal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yg paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.

Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi, menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yg baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.

Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yg saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya saya mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yg berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi. Mereka terbagi dalam beberapa golongan.”

Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang saya tak kuasa melakukannya kecuali engkau  sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa saya bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa saya dapat menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku mampu memahami bahasa mereka sedangkan aku tak mempunyai kemampuan.”

Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu dapat melakukannya, saya akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu dapat memahami seluruh satu, memudahkan lidahmu, hingga kamu mampu berbicara mengenai sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat seluruh satu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tidak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tak ada sesuatupun yang berani meyerangmu,  menguatkan hatimu, hingga kamu tak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala satu, menguatkan pijakanmu hingga kamu dapat mengatasi seluruh satu, memberimu kemuliaan hingga tak ada apapun yg menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu mulai berkeliling di belakangmu.


Hikayat Iskandar Zulkarnain

Hikayat Iskandar Zulkarnain adalah kisah petualangan seorang raja yg ditulis dalam bahasa Melayu. Dalam hikayat ini, diceritakan Iskandar mengunjungi berbagai negeri didampingi oleh Nabi Khidir. Salinan naskah manuskrip terawal bertarikh adalah salinan Cod.Or.1696, Perpustakaan Universitas Leiden.


Alexander The Great (Alexander Yang Agung)

Kisah ketokohan yang mirip dengan Iskandar Zulkarnain tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yg sangat singkat. Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great.

Cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yg disebutkan dalam Al-Qur’an. Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yg di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander The Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi bagi ukuran ketika itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yg taat kepada agama Tauhid.


Sumber:

Posting Komentar

© Suka Sejarah. All rights reserved. Developed by Jago Desain