Biografi Achdiat K. Mihardja - Sastrawan Angkatan '45

 yang lebih dikenal dengan nama pena singkatnya Achdiat K Biografi Achdiat K. Mihardja - Sastrawan Angkatan '45Achdiat Karta Mihardja (Latin: Akhdiat Karta Miharja), yg lebih dikenal dengan nama pena singkatnya Achdiat K. Mihardja, adalah seorang sastrawan dan penulis Indonesia. Ia dimasukkan dalam kelompon Sastrawan angkatan 45.


Kehidupan pribadi

Achdiat Karta Mihardja lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, pada 6 Maret 1911. Beliau adalah kakek dari Jamie Aditya, presenter, aktor, dan penyanyi Indonesia yg kerap dikenal dari acara musik MTV. Salah satu putrinya, Ati Ashyawati, menikah dengan seorang berkebangsaan Australia ketika Achdiat sedang mengajar di Canberra, dan Jamie adalah anak ketiga dari pasangan tersebut.

Achdiat kecil tumbuh dalam keluarga yang gemar membaca. Dari koleksi ayahnya, ia telah membaca, antara lain, buku karangan Dostojweski, Dumas, dan Multatuli. Buku Quo Vadis karya H. Sinckiwicq, Alleen op de Wereld karya Hector Malot dan Genoveva karya C. von Schimdt, bahkan sudah dibacanya saat kelas VI di sekolah dasar. Hasil dari didikan lingkungan gemar membaca itu tentunya adalah tulisan-tulisan Achdiat yg lahir di kemudian hari, baik itu yang berupa karya sastra maupun esai mengenai sastra atau kebudayaan. Novelnya yang berjudul Atheis adalah novel yang membawa namanya di deretan pengarang novel terkemuka di Indonesia.


Pendidikan dan Karier

Achdiat memulai sekolah dasarnya di HIS (sekolah Belanda) di kota Bandung dan tamat tahun 1925. Kemudian ia merantau ke kota Solo, melanjutkan pendidikan ke AMS (Algemene Middelbare School), sebuah sekolah lanjutan Belanda setara SMA pada bagian A1: Sastra dan Kebudayaan Timur, 1932. Selepas dari AMS ini, Achdiat sempat menjadi pengajar di Perguruan Nasional Taman Siswa, namun tidak berlangsung lama karena pada tahun 1934 Ia menjajal profesi menjadi anggota redaksi Bintang Timur dan redaktur mingguan Paninjauan. Di sini, ia bekerja bersama Sanusi Pane, Armin Pane, PF Dahler, Dr. Amir dan Dr. Ratulangi. Profesi inilah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan karir Achdiat tahun-tahun setelahnya.

Kecintaannya pada sastra, membuat Achdiat menetapkan bagi melanjutkan kuliah Kota Jakarta, tepatnya Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas Indonesia (1948-1950). Hingga pada tahun 1956, karena dedikasi dan prestasinya dalam bidang sastra, dalam kesempatan Colombo Plan, Achdiat mendapat kesempatan belajar bahasa dan sastra Inggris, serta karang mengarang selama sesuatu tahun di Australia, tepatnya di Sydney University.

Achdiat pernah bekerja sebagai guru di perguruan Taman Siswa, redaktur Balai Pustaka, Kepala Jawatan Kebudayaan Perwakilan Jakarta Raya, dosen Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1956-1961), dan sejak 1961 hingga pensiun dosen kesusastraan Indonesia pada Australian National University, Canberra, Australia. Achdiat juga pernah menjadi redaktur harian Bintang Timur dan majalah Gelombang Zaman (Garut), Spektra, Pujangga Baru, Pertikaian, dan Indonesia. Di samping itu, ia pernah menjadi Ketua PEN Club Indonesia, Wakil Ketua Organisasi Pengarang Indonesia, anggota BMKN, angggota Partai Sosialis Indonesia, dan wakil Indonesia dalam Kongres Internasional PEN Club di Lausanne, Swiss (1951).


Prestasi

Kumpulan cerpennya, Keretakan dan Ketegangan (1956) mendapat Penghargaan Sastra BMKN tahun 1957 dan novelnya, Atheis (1949) mendapat Penghargaan Tahunan Pemerintah RI tahun 1969 (R.J. Maguire menerjemahkan novel ini ke bahasa Inggris tahun 1972) dan Sjumandjaja mengangkatnya pula ke layar lebar pada tahun 1974 dengan judul yg sama, yaitu Atheis.


Karya sastra
  • Polemik Kebudayaan (editor, 1948)
  • Atheis (novel, 1949) - diangkat ke film layar lebar dengan judul yg sama tahun 1974
  • Bentrokan Dalam Asrama (drama, 1952)
  • Keretakan dan Ketegangan (kumpulan cerpen, 1956)
  • Kesan dan Kenangan (1960)
  • Debu Cinta Berterbangan (novel, Singapura, 1973)
  • Belitan Nasib (kumpulan cerpen, 1975)
  • Pembunuhan dan Anjing Hitam (kumpulan cerpen, 1975)
  • Pak Dullah in Extrimis (drama, 1977)
  • Si Kabayan, Manusia Lucu (1997).
  • Si Kabayan Nongol di Zaman Jepang
  • Manifesto Khalifatullah (novel, 2006).

Buku-buku studi mengenai Achdiat K. Miharja

Beberapa buku studi tentang karya Achdiat juga sudah diterbitkan, antara yang lain oleh Boen S. Oemarjati yg menerbitkan Roman Atheis: Sebuah Pembicaraan (1962) dan Subagio Sastrowardoyo yg menulis artikel "Pendekatan kepada Roman Atheis" dalam Sastra Hindia Belanda dan Kita (1983).


Kematian

Achdiat Karta Mihardja meninggal dunia pada tanggal 8 Juli 2010 di Canberra, Australia, karena serangan stroke.


Sumber: 

Posting Komentar

© Suka Sejarah. All rights reserved. Developed by Jago Desain