Biografi Parakitri T. Simbolon - Sastrawan Angkatan 1966 - 1970-An

 pengelola Pusat Informasi dan Litbang Kompas Biografi Parakitri T. Simbolon - Sastrawan Angkatan 1966 - 1970-an
Danau Toba
Parakitri Tahi Simbolon adalah seorang esais, sosiolog, cerpenis, novelis, wartawan/eks redaktur senior Harian Kompas, pengelola Pusat Informasi dan Litbang Kompas, dan pelopor penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

Parakitri Tahi Simbolon lahir di tepi Danau Toba, 28 Desember 1947. Tempat kelahirannya di Pulau Samosir itu bernama Rianiate-berarti ‘hati yang riang’- yg yaitu salah satu desa pertahanan terakhir Parhudamdam, gerakan perlawanan rakyat terhadap penjajah Belanda sampai tahun 1916.


Riwayat pendidikan

Lulus SMP Katholik Budi Mulia Pangururan dan SMA Katholik Budi Mulia Pematangsiantar, dia melanjutkan studi di Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1967-1972). Pada tahun 1974-1975 dia mendapatkan beasiswa kerja sama Indonesia-Prancis buat belajar di Institut International d’Administration Publique (IIAP), Paris. Laporan penelitiannya, Les Aides de Developpement et La Haute Volta, penelitian lapangan tentang bantuan luar negeri untuk pembangunan ekonomi di Burkina Faso, ketika itu bernama Volta Hulu (La Haute-Volta), Afrika Barat, mengakhiri studinya di IIAP.


Bergabung dengan Harian Kompas

Sejak Februari 1976, sepulangnya dari Prancis, dia bergabung dengan harian Kompas dan akan menulis kolom-kolomnya yang dikenal sebagai Cucu Wisnusarman (1979-1984), yg sudah dibukukan dan diterbitkan oleh PT Grafindo Mukti (1993) dan penerbit Nalar (2005). Tahun 1986-1990, dengan dibiayai oleh harian Kompas, dia mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di Vrije Universiteit, Amsterdam. Pada 5 Februari 1991, dia mempertahankan disertasinya mengenai etnisitas dan perdagangan besar di kota metropolitan Jakarta. Karena etnisitas adalah produk sejarah, maka dia merunut gejala itu dari tahun 1619, sejak Jakarta bernama Batavia. Kegemarannya mulai sejarahlah yang mendorongnya melahirkan buku Menjadi Indonesia pada 1995, buku pertama dari tiga buku yg direncanakan Kompas tentang proses kebangsaan Indonesia.


Karya-karya Parakitri T. Simbolon

Hobi menulisnya sudah menghasilkan banyak karya, tak cuma berupa artikel maupun buku, dia juga pernah menulis skenario film. Salah satu skenario filmnya, merupakan Gadis Penakluk berhasil memenangkan Piala Gambaran dalam Festival Film Indonesia (FFI) pada 1981. Tahun 1982, skenario filmnya, Topaz Sang Guru yang disadur dari naskah drama Marcel Pagnol, Topaze, memperoleh nominasi bagi aktor terbaik Piala Gambaran FFI. Dia pun melakukan dua penelitian pendahuluan, antara lain tentang proses awal Orde Baru. Sebagian hasil penelitian tersebut diterbitkan sebagai artikel dalam Prisma, Desember 1977. Artikel tersebut, Di Balik Mitos Angkatan ‘66, kemudian dimuat dalam buku kumpulan artikel pilihan Prisma, merupakan Analisis Kekuatan Politik di Indonesia (LP3ES, 1985).

Karya-karyanya antara lain adalah novel Ibu, pemenang sayembara mengarang cerita anak-anak muda UNESCO dan Ikapi (1969), juara beberapa sayembara majalah Sastra (1969) lewat cerpen Seekor Ikan Gabus, dan novel Si Bongkok (1981) yg meraih hadiah kedua dalam sayembara mengarang novel Gramedia Kompas. Selain itu buku-bukunya adalah Kusni Kasdut (Gramedia, 1981), Politik Kerakyatan saduran dalam bentuk cergam dari The Discourses on Livy (Italian: Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio) karya Niccolò Machiavelli (KPG, 1997), buku pegangan wartawan Vademekum Wartawan: Reportase Dasar (KPG, 1997), Matinya Ilmu Ekonomi 1, saduran dalam bentuk cergam dari The Death of Economics karya Paul Ormerod (KPG, 1997), Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad ke-21 (KPG, 1999), kumpulan cerpen Tawanan (PBK, 2003), terjemahan Batas Nalar: Rasionalitas dan Konduite Manusia (KPG, 2004).

Saat ini dia tengah menerjemahkan buku The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and The End of An Old Older in Java 1785-1855 karya Peter Carey. Sebuah buku mengenai sejarah perjalanan kepahlawanan Pangeran Diponegoro.


Penghargaan
  • Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) melalui salah sesuatu skenario filmnya, yaitu Gadis Penakluk (1981)
  • Nominasi bagi aktor terbaik Piala Gambaran FFI melalui skenario filmnya, Topaz Sang Guru yang disadur dari naskah drama Marcel Pagnol, Topaze (1982)
  • Pemenang sayembara mengarang cerita anak-anak muda UNESCO dan Ikapi melalui novelnya, Ibu, (1969)
  • Juara II sayembara majalah Sastra (1969)
  • Kampiun II sayembara mengarang novel Gramedia Kompas lewat novel Si Bongkok (1981)

Sumbert: Wikipedia

Posting Komentar

© Suka Sejarah. All rights reserved. Developed by Jago Desain