Profil Buya Yahya - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon

Yahya Zainul Ma'arif atau yang lebih akrab disapa Buya Yahya adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yg berpusat di Cirebon. Beliau juga dikenal luas oleh masyarakat Indonesia yg melihat dakwahnya di Media sosial seperti Youtube dan Facebook.


Biografi

Pendidikan

arif atau yang lebih akrab disapa Buya Yahya adalah pengasuh Lembaga Pengembangan Da Profil Buya Yahya - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon
Buya Yahya lahir di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 10 Agustus 1973. Mbah Jamzuri atau akrab disapa Mbah Kakung/Akung adalah Ayah Buya Yahya yg mendidik Buya dari kecil, namun Ibu beliau "Mbah Uti" yg paling banyak memberikan Tarbiyah sehingga sekarang kami mengenal Sosok Besar Pemersatu Ummat "Buya Yahya"

Yahya Zainul Ma'arif menempuh pendidikan sekolah dasar hingga SMP di tanah kelahirannya yakni Kabupaten Blitar.

Tahun 1988 sampai 1993, Buya Yahya mengambil pendidikan di Pesantren Darullughah Wadda’wah di Bangil Pasuruan, Jawa Timur, di bawah asuhan Al Murobbi Al Habib Hasan Bin Ahmad Baharun.

Setelah lulus dari pesantren Darullughah, beliau sempat mengajar di sana selama 3 tahun hingga 1996 sebagai masa khidmah ke pesantren tempatnya menimba ilmu.

Selesai masa khidmah, atas perintah gurunya, Al Murobbi Al Habib Hasan Baharun, Buya Yahya berangkat ke Universitas Al-Ahgaff hingga tahun 2005.


Awal berdakwah dan merintis Pesantren

Buya Yahya memperoleh izin bagi berdakwah pada akhir tahun 2006 setelah menghadap Al Murobbi di Yaman. Awalnya, beliau hanya memulai dengan memasuki mushala-mushala kecil hingga berlanjut di majelis-majelis taklim. Masjid terbesar Cirebon, Masjid At-Taqwa Alun-alun, menjadi tempat Buya Yahya berdakwah setiap Senin.

Awalnya, jemaah yang menghadiri ceramah Buya Yahya cuma berjumlah 20 orang. Namun, lambat laun jemaah lainnya akan memenuhi ruangan dan halaman masjid.

Buya Yahya kemudian kerap meghadiri puluhan majelis taklim di berbagai tempat di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, dan di wilayah Jabodetabek.

Buya Yahya tak membatasi diri pada masjid buat berdakwah. Beliau juga berdakwah di dua swalayan dan toserba. Majelis asuhan Buya Yahya diberi nama Majelis Al-Bahjah, yg sekaligus menjadi nama pesantren rintisannya.

Bagi Buya Yahya, kehadiran pesantren Al-Bahjah adalah sebagai bagian dari upaya menyampaikan dakwah Rasulullah SAW.


Mendirikan Pondok Pesantren

Majelis Al-Bahjah yg dirintis Buya Yahya akhirnya berkembang menjadi sebuah pesantren pada Juni 2008, pesantren tersebut dibangun Buya di kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Pesantren ini dibangun atas dasar semakin banyaknya permintaan warga yang ingin menitipkan anaknya di pesantren. Setelah kurang lebih satu setengah tahun, tepatnya 10 Januari 2010, pesantren itu diresmikan.

Buya Yahya mendirikan Forum Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren dengan nama Al-Bahjah yg pusatnya berada di wilayah Kabupaten Cirebon.

Al-Bahjah memiliki beberapa kampus, kampus utama yang beralamat di Jalan Pangeran Cakra Buana No. 179, Blok Gudang Air, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, mulai dibangun pada Juni 2008. Al-Bahjah memiliki banyak unit usaha; ada minimarket AB Mart, Al-Bahjah Tour & Travel, Sekolah Dasar Islam Qur’ani (SDIQu) Al-Bahjah, SMPIQU al Bahjah, SMAIQu al Bahjah,Al Bahjah TV, Radio_QU, dan masih banyak lagi. Berbagai unit usaha tersebut rata-rata digerakkan para santri, yang disebut Santri Khos, atau santri khusus. Santri Khos tak cuma bergerak dalam bidang dakwah maupun sosial, ada juga yg bertugas di dapur umum.

Pesantren ini kental dengan nuansa Nahdliyin. Meskipun begitu, pesantren ini bukan milik ormas Nahdlatul Ulama (NU). Salah satu peraturan di Al-Bahjah, para santri diharuskan berbahasa Arab dalam keseharian. Bagi santri baru, diberi waktu tiga bulan untuk beradaptasi.


Sumber:

Posting Komentar

© Suka Sejarah. All rights reserved. Developed by Jago Desain