Pemilik kilang minyak di Brunei ini terkenal sebagai sosok yg suka bersedekah. Laba dari kilang minyak yg ia miliki diinfakkan separuhnya.
Salah satu Infak yg ia berikan adalah dengan membangun Masjid Kubah Emas yang beralamat di jalan Meruyung, Cinere, Depok. Masjid yang kadang banyak pengunjungnya ini dibangun oleh Dian sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006.
Bukan hanya Masjid, Jalan Raya Meruyung yg yaitu lokasi Masjid Kubah Emas dicor olehnya. Hal ini karena banyak bus yg lewat terutama pada hari libur. Bus datang dari berbagai daerah Indonesia.
Masjid Kubah Emas memiliki luas kawasan sekitar 50 hektare. Dengan area seluas itu, masjid ini dapat menampung sekitar 20.000 jemaah. Bukan itu saja, kawasan masjid disebut-sebut kawasan masjid termegah di Asia Tenggara.
Semula, Masjid Kubah Emas bernama Masjid Dian Al Mahri. Namun karena lima kubah yang ada di masjid tersebut semuanya dilapisi emas, maka masyarakat sekitar sering menyebut masjid itu dengan nama Masjid Kubah Emas.
Sebagai seorang muslim yang menginginkan ridha Allah, dian kerap mengadakan pengajian di kediamannya Jalan Masjid Al Ikhlas, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan. Pengajian dihadiri masyarakat sekitar.
Dian Al Mahri meninggal di Rumah Sakit Pondok Latif sekitar pukul 02.20 WIB, Jumat (29/3/2019). Istri dari Maimun Al Rasyid ini dimakamkan di halaman Masjid Kubah Emas, Cinere, Kota Depok.
Profil Masjid
Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, semua kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan segera dari Italia seberat 8 ton.
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai beberapa dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, buat memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Karakteristik lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yg banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yg menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur penting warna krem, bagi memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yg diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yg terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yg pengerjaannya digarap ahli dari Italia.