Ayam Jantan Dari Timur: Biografi Sultan Hasanuddin Yang Mengubah Sejarah
Sultan Hasanuddin, seorang pemimpin yang berani dan gigih, dikenal sebagai "Ayam Jantan dari Timur" karena perannya dalam melawan penjajahan kolonial Belanda di Sulawesi Selatan. Dengan keberanian dan kebijaksanaan yang luar biasa, Sultan Hasanuddin merekam sejarah dengan menciptakan perlawanan terhadap penjajahan yang akan diingat selama-lamanya.
Latar Belakang Keluarga dan Penggugusan
Sultan Hasanuddin lahir pada tanggal 12 Februari 1631 di Makassar, Sulawesi Selatan. Ayahnya, Sultan Alauddin, merupakan Sultan Makassar dari Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin dibesarkan dengan nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat Islam yang kuat. Pendidikan yang diterimanya juga mencakup pengetahuan dari ilmu pengetahuan, agama, dan politik.
Karier sebagai Sultan
Pada tahun 1653, Sultan Alauddin meninggal, dan Sultan Hasanuddin menggantikan posisinya sebagai Sultan Makassar. Pada awal masa kekuasaannya, Sultan Hasanuddin menangani berbagai tantangan termasuk situasi politik, etnis, dan masyarakat yang nyaris pecah.
Sultan Hasanuddin sukses dalam memimpin Sultanat Gowa dengan strategi selang-seling. Ia menciptakan suatu negara yang stabil, dengan pemasukan yang terjamin melalui praktik-praktik administrasi hukum, agama dan kedirgantaraan, serta dialog politik terhadap hal-hal yang berada di luar penguasannya.
Perlawanan terhadap Penjajahan Kolonial
Periode paling penting dalam sejarah Sultan Hasanuddin terjadi ketika Belanda memulai ekspansi ke Pulau Sulawesi pada tahun 1667. Pasukan Belanda di bawah komando Muntok, memimpin prajurit pada tahun itu menginvasi Sultanat Gowa. Sultan Hasanuddin berhasil menangani kegagalan ekspansi pasukan Belanda dan memastikan bahwa status Sultanat Gowa tetap aman.
Penindasan Belanda dan Perang Gowa
Kegagalan ekspansi kolonial Belanda pada tahun 1667 membuat pihak Belanda kembali meluncurkan serangan pada tahun 1669. Perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap serangan kolonial Belanda mengujungi paham-paham kemanusiaan, kemiskinan, serta tindak kekejamannya. Sultan Hasanuddin siap menghadapi mereka melalui pengetahuan keluarga, baik paham adat punya anutan keagamaan. Majelis melajar mengumpulkan banyak partisipan untuk merekam sejarah bagi bangsa.
Kematian Sultan Hasanuddin
Pada tanggal 12 September 1670, Sultan Hasanuddin berperang dan meninggal setelah menghadapi penjajah Belanda dengan penuh bermoral. Ketika pasukan Belanda yang tertua yang "kalah" berkumpul dipojok tempat mereka melawan sultan, Sultan Hasanuddin menyampaikan penegasket ular dengan pembawaannya yaitu: "Kalau kuberaniaga kepadamu… Anda akan mendapat malu selamanya". Seorang penguasa dari Belanda tergila hal ini terpepet dan mundur darinya. Sultan Hasanuddin dikenal sebagai seorang pahlawan bangsa yang dijaga selama-lamanya.
Warisan Sejarah
Ayam Jantan dari Timur telah menyerahkan warisan yang berharga selama seluruh hidupnya. Kita dapat menemukan pentingnya nilai-nilai yang diajarkan oleh Sultan Hasanuddin, yaitu:
- Keberanian: Pada masa awal Sultan Hasanuddin, ia menunjukkan ketabahan dan keberanian untuk melawan penjajahan kolonial.
- Kepribadian: Sultan Hasanuddin memiliki kepribadian yang kuat, ia memiliki ke arah bagi bumi dan masa mulus.
- Kesadaran Global: Sultan Hasanuddin mengerti keadaan globalisasi dan mampu untuk mengoroskan global.
Sempurnanya pembangunan siber berupa kegagalan utama dari Sultan Hasanuddin untuk terus mendukung negara dengan merapatkan diri dengan pihak Belanda.
Gabung dalam percakapan