Suka Sejarah

Kejayaan Dinasti Abbasiyah: Pusat Ilmu Pengetahuan Islam Yang Tidak Pernah Henti

Dalam sejarah islam, terdapat beberapa dinasti yang memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Salah satu dinasti yang paling berpengaruh adalah Dinasti Abbasiyah, yang berkuasa dari tahun 750 sampai 1258 M. Dinasti ini dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan islam yang tidak pernah henti, dan kejayaannya masih memiliki dampak sampai saat ini.

Awal Mula Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Al-Mansur bin Al-Mu’tasyim, yang merupakan keturunan dari sayyid al-Mahdi. Al-Mansur adalah seorang pemimpin yang berjiwa besar dan memiliki ambisi untuk menciptakan kerajaan yang kuat dan adil. Ia berhasil melepaskan Mesir dari kekuasaan Kara Dzungar dan mengakuisisi kekuasaan Baghdad pada tahun 762 M. Setelah itu, Al-Mansur memutuskan untuk memulai proyek besar untuk menciptakan masjid terbesar di dunia, Masjid Al-Azhar.

Kejayaan Ilmu Pengetahuan di Bawah Dinasti Abbasiyah

Baik para ulama maupun ilmuwan lainnya berkumpul di Baghdad untuk belajar, meneliti, dan membagikan pengetahuan. Al-Muktadir (908-932), raja yang ke-19 dari Dinasti Abbasiyah, dikenal sebagai raja yang mendukung lingkungan beragama. Atas dukungan Al-Muktadir, Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan berdiri dengan pentingnya pusat pengetahuan kuno.

Karena kontribusinya yang begitu besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan islam, Dinasti Abbasiyah kerap berinteraksi dengan ulama ulung, ilmuwan dan cendekiawan dari seluruh dunia. Hal ini membantu meningkatkan hubungan diplomatik antara negara-negara yang berbeda budaya dan agama. Namun, kebijakan Daulah Abbasiyah juga menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan masyarakat.

Pengaruh Dinasti Abbasiyah dalam Ilmu Pengetahuan

Dinasti Abbasiyah menempatkan kebudayaan islam pada hak untuk mendefinisikan peran akhir dan laju ilmu pengetahuan islam. Pada abad ke-8, Baghdad, Ibukota Kekaisaran Abbasiyah, menjadi pusat yang utama untuk bidang pengetahuan Al-Qur’an. Karya-karya Aristoteles, Pythagoras dan Hipocrates sering dibahas ulang di Bagdad. Banyak orang dari Barat mempelajari bahasa Arab agar mampu berdiskusi dengan para ilmuwan di Barat karena rintisan beragam institusi kuno di abad ke-3 silam.

Hukum-bukti yang diambil oleh pengikut Dinasti Abbasiyah dalam abad ke-13 juga memberikan aspek pemikiran yang nyata yang didasarkan keputusan istanadat Al-Qur’an. Karenanya, Dinasti Abbasiyah turut meningkatkan banyak komponen perspektif umat islam, seperti Islam sebagai cabang islamografi Islam dengan komponen yang utama keimanannya terhadap monoteisme.

Keruntuhan Dinasti Abbasiyah

Kejayaan Dinasti Abbasiyah: Pusat Ilmu Pengetahuan Islam yang Tidak Pernah Henti

Dinasti Abbasiyah berkembang dalam waktu yang lama dan memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Namun, pada akhirnya, kekuasaan Abbasiyah sendiri mulai melemah. Salah satu alasan utamanya adalah runtuhnya sistem pemerintahan yang didominasi oleh garis keturunan Abbasiyah.

Pada tahun 945, Dinasti Abbasiyah digantikan oleh Dinasti Buyid, yang merupakan dinasti yang dipimpin oleh keturunan Persia. Dinasti Buyid memperluas kekuasaannya ke wilayah Irak, Yaman, dan Syria, namun mereka kurang maju dalam bidang ilmu pengetahuan.

Dalam tahun 1258, Baghdad jatuh ke tangan tentara Mongol, yang menuhankan sebuah pemusnahan besar terhadap pusat-pusat ilmu pengetahuan yang begitu penting. Hingga negara-negara di seluruh Timur Tengah begitu merasa sedih melihat kematian akhir.

Kesimpulan

Dinasti Abbasiyah memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah islam dan perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka meletakkan dasar bagi pusat ilmu pengetahuan islam yang tidak pernah henti, dan kebijakan mereka membantu meningkatkan hubungan diplomatik antara negara-negara yang berbeda budaya dan agama. Meskipun mereka memiliki kebijakan yang berbeda-beda, Dinasti Abbasiyah tetaplah merupakan salah satu dinasti yang paling berpengaruh dalam sejarah islam.

REFERENSI

  • Dibawah Baiturrahman Jakarta : Masyarakat dan Bangunan Kota Dalam Menempatkan Islam dan Bangsa oleh Atmayati Budi Wijayakusuma
  • Islam dan Kultur dan Adat Indonesia di Bawah Ekskal Turki Menginjak Tahun Tahun ’90-an, tulisan dari Hasry Pardiwina.

Kejayaan Dinasti Abbasiyah: Pusat Ilmu Pengetahuan Islam yang Tidak Pernah Henti

Kejayaan Dinasti Abbasiyah: Pusat Ilmu Pengetahuan Islam yang Tidak Pernah Henti