Wahsyi - Pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib yang Masuk Islam

Artikel "Wahsyi - Pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib yang Masuk Islam" adalah bagian dari seri "Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW"
 Pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib yang Masuk Islam Wahsyi - Pembunuh Hamzah bin Abdul Muthalib yang Masuk Islam
Gambar ilustrasi Wahsyi bin Harb
Wahsyi bin Harb adalah seorang bekas budak kulit hitam dari Ethiopia milik Hindun binti Utbah yang telah membunuh paman Nabi Muhammad SAW yang memiliki julukan "Singa Allah" yakni, Hamzah bin Abdul Muthalib dalam perang Uhud dan ia juga berhasil membunuh Musailamah al-Kazzab saat pertempuran Yamamah pada zaman Khalifah Abu Bakar.


Terbunuhnya Hamzah oleh Wahsyi

Terbunuhnya Hamzah oleh Wahsyi berawal dari kekalahan kaum kafir Quraisy di perang Badar pada tahun ke 2 H. Perasaan dendam seorang wanita isteri pembesar Quraisy, Abu Sufyan, yaitu Hindun. Banyak saudaranya yang terbunuh di medan Badar. Ia pun berusaha membalas sakit hatinya terhadap saudara-saudaranya yang tewas dalam perang tersebut. Maka ia pun berusaha untuk membunuh Hamzah ra. dengan menyewa seorang pembunuh bayaran, bernama Wahsyi bin Harb, dengan dijanjikan imbalan yang besar yaitu akan dimerdekakan dari perbudakan.

Kemudian Wahsyi merencanakan pembunuhan terhadap Hamzah pada saat terjadi peperangan Uhud. Dalam perang itu Wahsyi mencari celah dan kesempatan yang baik untuk membunuh Hamzah.

Di tengah tengah Perang Uhud, Wahsyi terus mengintai gerak-gerik Hamzah, setelah menebas leher Siba' bin Abdul Uzza dengan lihai-nya. Maka pada saat itu pula, Wahsyi mengambil ancang-ancang dan melempar tombaknya dari belakang yang akhirnya mengenai pinggang bagian bawah Hamzah hingga tembus ke bagian muka di antara dua pahanya. Lalu Ia bangkit dan berusaha berjalan ke arah Wahsyi, tetapi tidak berdaya dan akhirnya roboh sebagai syahid.

Usai sudah peperangan, Rasulullah dan para sahabatnya bersama-sama memeriksa jasad dan tubuh para syuhada yang gugur. Sejenak beliau berhenti, menyaksikan dan membisu seraya air mata menetes di kedua belah pipinya. Tidak sedikitpun terlintas di benaknya bahwa moral bangsa arab telah merosot sedemikian rupa, hingga dengan teganya berbuat keji dan kejam terhadap jasad Hamzah. Dengan keji mereka telah merusak jasad dan merobek dada Sayyidina Hamzah dan mengambil hatinya.


Masuk Islamnya Wahsyi Bin Harb

kisah wahsyi Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah: Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu’anhu (pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.

Disaat Fatah Makkah, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni?”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”. Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai. Berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”

Wahsyi berkata pada Istrinya: “kamu tahu bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?” maka berkata Istrinya: “tidak ku sampaikan”
“katakan dulu, mustahil aku diampuni”
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”

Maka Istrinya berkata: “Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”

Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”

Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“Kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”
“Aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”

Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”,

Lalu Wahsyi yang sadar akan kedudukannya, ridha menerima ketentuan itu. Dia memperbaiki dirinya dan meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah.

Semakin hari hatinya semakin cinta dengan Nabi SAW. Dan semakin hari hatinya juga semakin rasa berdosa terhadap baginda atas perbuatannya dahulu. Lalu timbul niat di hatinya untuk menebus kembali dosa-dosanya itu dengan melakukan sesuatu yang akan menggembirakan baginda. Wahsyi bertekad untuk tidak akan pulang lagi ke Kota Mekah demi untuk merebut cinta kekasih Allah yaitu Muhammad SAW. Wahsyi benar-benar ingin menebus kesalahannya dengan menyebarkan Islam.

Niat Wahsyi itu telah dibuktikannya dengan menjelajah ke seluruh pelosok dunia untuk berdakwah mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk memeluk kepada Islam, hingga akhirnya beliau wafat di luar Jazirah Arab.

Sumber:

Posting Komentar

© Suka Sejarah. All rights reserved. Developed by Jago Desain